Monumen Gerbong Maut |
Sejarah mengisahkan perjuangan para tawanan pejuang kemerdekaan yang ditangkap oleh militer Belanda. Para tawanan kemerdekaan itu dalam beberapa bukti sejarah, hendak dipindahkan dari penjara Bondowoso menuju penjara Bubutan Surabaya.
Para pejuang kemerdekaan sejumlah 100 orang tersebut, diangkut menggunakan 3 gerbong yang 2 diantaranya hanya memiliki ventilasi udara sedikit sekali, dan satu diantaranya tidak dijumpai ventilasi udara.
Narasumber di Museum Brawijaya Malang menyebutkan bahwa perpindahan tawanan kemerdekaan itu terjadi pada tanggal 23 November 1947, tepatnya jam 04.30 wib lepas dari Stasiun kota Bondowoso menuju Stasiun Wonokromo Surabaya jam 20.30 wib. Dalam perjalanan inilah kisah memilukan itu terjadi, Gerbong kereta yang tertutup rapat serta tidak adanya ventilasi udara menjadi salah satu faktor para tawanan kesulitan untuk bernafas, ditambah gerbong yang terbuat dari baja dan berdesak desakannya isi dari pada gerbong tersebut membuat penderitaan para tawanan semakin bertambah. Tak pelak, teriakan meminta air dan udara para tawanan kepada para agresor Belanda disaat matahari terik menghantam gerbong yang terbuat dari baja tersebut semakin menjadi-jadi. Namun disinilah terlihat, kekejaman Belanda kepada para tawanan pejuang.
Dehidrasi, susah bernafas, kulit mengelupas akibat tersentuh baja panas disiang hari menjadi salah satu penyebab gugurnya para pahlawan kemerdekaan yang menjadi tawanan dalam peristiwa tersebut. Gerbong yang mengangkut mereka menjadi saksi bisu melayangnya nyawa para pejuang akibat kekejaman Belanda menjajah tanah air. 46 orang gugur dalam peristiwa tersebut, sementara hanya 12 orang yang sehat dan lainnya menderita sakit parah.
Info :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar